Sabtu, 23 November 2024

Jagung ‘Reog 234’ Hasil Inovasi Masyarakat Ponorogo Dipanen

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim bersama petani Ponorogo waktu memanen jagung jenis Hibrida Varietas TKS 234, Jumat (3/3/2023). Foto: Humas Pemprov Jatim

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur bersama Sugiri Sancoko Bupati Ponorogo memanen jagung jenis Hibrida Varietas TKS 234 atau Reog 234 di Jalan Industri Utara Taman Wengker Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo.

Panen jagung tersebut menghasilkan 12,4 ton per hektar nya. Jagung jenis Varietas Reog 234 ini diklaim memiliki keunggulan terhadap perubahan cuaca ekstrem.

Baik musim hujan maupun musim kemarau. Ditambah, varietas ini bisa ditanam di berbagai struktur wilayah baik dataran rendah maupun dataran tinggi.

Selain itu, dari segi kandungan gizi, Varietas TKS 234 ini juga memiliki Kadar Karbohidrat 85,43 persen, Kadar Protein 9,10 persen, dan Kadar Lemak 3,95 persen.

Lantaran punya banyak keunggulan, Khofifah meminta varietas ini segera didaftarkan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) ke Ditjen Kekayaan Intelektual Kemenkumham.

Sehingga varietas ini bisa mendapatkan hak paten sebagai hasil karya masyarakat Ponorogo. Di samping itu, ketika benih ini dipasarkan ke daerah lain, namanya tidak berubah.

“Sama seperti Reog Ponorogo, kalau benih ini dipasarkan ke daerah lain mau ditanam di Medan, di Maluku, di NTT dimanapun maka namanya tetap jagung hibrida varietas Reog 234,” ucap Gubernur Jatim itu, di Ponorogo, Jumat (3/3/2023).

Sementara itu berdasarkan data BPS Jatim, produksi jagung Jatim pada tahun 2021 mencapai 6,662 juta ton PPK dari luas panen 1,230 juta Ha dengan rata-rata produktivitas sebesar 54,16 Ku/Ha.

Sedangkan berdasarkan data sementara BPS, produksi jagung di Jatim pada tahun 2022 diprediksi mencapai 7,319 juta ton PPK dari luas panen 1,326 juta Ha.

“Jadi data yang fixed masih tahun 2021 karena untuk data produksi jagung tahun 2022 dari BPS secara resmi rencananya akan dirilis pada Maret ini,” katanya.

Menurut Khofifah, permintaan maupun market dari produksi jagung ini sangat tinggi. Baik untuk pakan ternak, maupun digunakan untuk industri produk makanan minuman sektor rumah tangga.

Secara kumulatif kebutuhan jagung untuk Jatim sebesar 4.416.911 ton. Masing-masing untuk kebutuhan pakan ternak sebesar 3.364.617 ton, untuk industri non pakan tercatat 961.745 ton dan untuk konsumsi rumah tangga sebesar 90.549 ton.

Sementara itu, Sugiri Sancoko Bupati Ponorogo mengatakan bahwa Jagung Jenis Hibrida Varietas TKS 234 ini hasil produksinya terus meningkat.

Sugiri menuturkan, varietas ini masa tanamnya tidak jauh dengan varietas lain tapi harganya jauh lebih murah sehingga memberikan nilai tambah bagi petani.

“Ini adalah asli bikinan putra-putra ponorogo mudah mudahan ke depan misi kami Ponorogo tidak hanya sebagai daerah penghasil jagung tapi juga daerah penghasil benih jagung,” pungkasnya.(wld/abd/faz)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs